Nostalgia di Sate Klatak Pak Bari Pasar Wonokromo

Hai-hai, jangan bosan baca blogku ya, aku aja ga bosan buat nulis blog, hikhikhik. Kali ini aku mau menceritakan pengalamanku makan di sate klatak yang pernah viral pada zamannya. Tengah malam kelaparan, langsung dong teringat sate klatak yang sempat viral itu. Sebenarnya aku sudah pernah ke sana dulu sekali sekitar 15 tahun yang lalu. Walaupun tempatnya jauh dari rumah aku, aku bela-belain datang ke warung tersebut hanya karena ingin merasakan kembali daya tarik makan sate klatak di kawasan pasar. Nama warung ini adalah Sate Klatak Pak Bari Pasar Wonokromo. Ada yang sudah pernah datang kesini? Memang daerah Wonokromo ini banyak yang berjualan sate klatak namun yang terkenal ada 2 yaitu sate klatak Pak bari dan sate klatak Pak Pong.

Nostalgia di Sate Klatak Pak Bari Pasar Wonokromo, Yogyakarta

Ketika sampai di warung ini, lumayan agak kaget ya dengan tempatnya. Sudah jauh berbeda dengan 15 tahun yang lalu. Tempatnya masih berada di kawasan pasar Wonokromo, tapi di luar ekspektasi kami, tempat ini sudah menjadi besar dan ramai. Ketika pagi hari tempat ini dijadikan untuk pasar yang masih aktif hingga sekarang. Malamnya baru digunakan untuk jualan sate klatak. Sate klatak pak Bari ini beralamat di Pasar wonokromo, Jalan Imogiri Timur no 5. Pak Bari ini adalah generasi ke 3 penerus usaha sate klatak. Dulu awal mulanya simbahnya Pak Bari yang mengawali usaha warung sate klatak lalu diterusin sama orangtuanya Pak Bari, nah sejak umur 15 tahun Pak Bari sudah mulai ikut membantu orangtuanya jualan sate klatak hingga sampai sekarang.

sate-klatak-pak-bari-1

Sate klatak Pak Bari ini sempat viral lho, karena lokasi ini dijadikan tempat syuting film AADC2 yang dimana rangga mengajak cinta untuk makan malam. Nah setelah film tersebut sate klatak Pak Bari ini hampir tidak pernah sepi pengunjung, bahkan kadang juga waitinglist. Bahkan ada yang rela menunggu lama hanya untuk merasakan enaknya sate klatak. Namun saat aku membaca review dari google tak sedikit orang yang berkomentar tidak mengenakan baik dari segi kebersihan, pelayanan ataupun rasa. Bahkan ada yang jauh-jauh dari luar kota datang ke Yogyakarta hanya untuk merasakan nikmatnya sate klatak tapi apa yang didapat diluar dari ekspektasinya. Jadi menimbulkan rasa kecewa yang mendalam. Karena itu munculah rasa penasaran apakah memang rasa dan pengalaman makan di sana jauh berbeda dengan saat sebelum Pak Bari menjadi terkenal.

sate-klatak-pak-bari-3

Untuk menu yang disajikan ada beberapa pilihan yaitu sate klatak, sate bumbu, sate goreng, tongseng daging, tongseng kepala, kicik kepala, kicik tengkleng, kicik daging, nasi goreng, dan gule jeroan harganya mulai dari 15.000 hingga 50.000 rupiah. Nah aku memesan sate klatak, sate bumbu, dan tongseng lengkap dengan nasi dua porsi. Sate klatak yang disajikan ada 2 tusuk. Bagi yang belum tahu apa itu sate klatak, sate klatak itu sama seperti sate kambing pada umumnya namun yang membedakan adalah alat tusuknya. Kalau biasanya sate kambing itu menggunakan tusukkan dari bambu, kalau sate klatak menggunakan tusukkan dari jeruji besi sepeda yang ditajamkan. Besi Jeruji sepeda ini tujuannya agar satenya memperoleh tingkat kematangan yang sempurna. Dan yang membedakan lagi sate klatak hanya diberi bumbu garam saja lalu dibakar. Nah ini sebabnya mengapa disebut sate klatak karena daging saat dibakar lalu diberi garam keluar suara klatak klatak klatak, makanya namanya sate klatak.

sate-klatak-pak-bari-2

Ketika dulu aku ke sana, si penjual membakar sate dengan sangat hati-hati dengan bara api kecil dan berulang kali memeriksa tingkat kematangan daging. Untuk mengetahui tingkat kematangan yang diinginkan, penjual menggunakan teknik memencet-mencet dagingnya. Pada waktu itu seingatku daging yang disajikan itu matangnya pas, tidak overcook sampai ke well-done, sehingga empuk sekali. Namun, ketika kemarin datang ke sana, si penjual asik saja membakar sate dengan api besar, bahkan sampai bara arangnya menempel ke daging. Mungkin inilah yang membuat review sate Pak Bari belakangan terus mendapatkan rating buruk. Oiya, satu cerita lagi yang aku ingat ketika pertama kali ke sana adalah cerita kambing banci. Jadi tidak ada syarat khusus kambing seperti apa yang digunakan untuk bahan sate klatak, selain jangan menggunakan kambing banci. Katanya si penjual waktu itu, kambing banci dipercaya bisa membuat dagangan tidak laku. Karena cerita ini begitu absurd maka akupun mengingatnya, hahahaha.

sate-klatak-pak-bari-4

Sate yang sudah matang lalu disajikan dengan kuah gulai yang kental. Menurutku rasa sate klatak terlalu asin dan sedikit keras, namun untungnya kuah gulainya tidak terlalu eneg. Jadi, rasa asin pada daging kambingnya melebur menjadi satu dengan kuah gulainya. Menu yang kedua adalah sate bumbu. Tak beda jauh dari sate klatak, sate bumbu ini terbuat dari daging kambing yang sudah diberi kecap asin dan bumbu-bumbu yang lain, sehingga menimbulkan rasa sedikit manis namun dominan asin. Lebih enaknya lagi, dagingnya sudah tidak ditusuk, jadi tinggal langsung makan. Namun sayangnya, porsinya terlalu sedikit. Menu yang ketiga tongseng. Tongsengnya ini tidak jauh beda dari tongseng-tongseng yang lain. Kuahnya pekat dengan aroma rempah. Saat dimakan, manis, asin, pedas menyatu, dan dagingnya bercampur dengan lemak. Meskipun kuah tongsengnya pekat dengan rempah agar tidak terasa amis, sayangnya saat dimakan masih meninggalkan rasa amis. Karena aku sendiri lebih suka masakan manis, ya jadi sate klatak beserta teman-temannya ini cuma meninggalkan dominan rasa asin.

sate-klatak-pak-bari-6

Jadi kesimpulannya sate klatak Pak Bari ini bisa sih kalian kunjungi untuk nostalgia AADC namun jangan berharap merasakan rasa sate istimewa karena kualitas masakannya sudah berkurang, dan tidak ada bedanya, bahkan mungkin kalah dari sate klatak yang lain di daerah sekitar. Kami habis 84 ribu rupiah untuk seporsi sate klatak, sate bumbu, tongseng daging, nasi, dan minum. Ya mungkin lebih murah dari sate Pak Pong yang harganya lebih mahal dan ada pajak restonya, namun rasanya kok masih lebih worth it Pak Pong, kecuali kalo budget anda pas-pasan. Yah, semoga Pak Bari mendengarkan keluhan kita dan ke depan menjadi lebih baik lagi. Bagi yang ingin datang ke sate klatak Pak Bari warung ini buka mulai pukul 19.00 malam hingga pukul 23.00 malam.

Avatar photo
Buguma

Travel Blogger and Food Enthusiast

Articles: 23